
Jakarta, 30 Oktober 2025 – Gelombang protes buruh menyapu berbagai penjuru Indonesia hari ini, dengan ribuan pekerja dari berbagai serikat buruh berkumpul untuk menuntut perubahan mendasar dalam sistem ketenagakerjaan. Aksi unjuk rasa serentak ini, yang dikoordinasikan oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), berlangsung di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan puluhan kota lainnya, termasuk wilayah timur seperti Mataram dan Manokwari. Demonstrasi ini menandai puncak ketidakpuasan terhadap kebijakan upah minimum yang dianggap tidak sebanding dengan inflasi dan biaya hidup yang melonjak.
Di Jakarta, pusat aksi utama, sekitar 5.000 buruh berkumpul di kawasan Jakarta Convention Center (JCC) Senayan sejak pagi hari. Mereka membawa spanduk bertuliskan “Upah Layak, Hidup Sejahtera” dan “Hapus Outsourcing, Lindungi Pekerja!” sambil bernyanyi lagu-lagu perjuangan. Koordinator aksi, Said Iqbal, Ketua KSPI, menegaskan bahwa tuntutan utama mencakup kenaikan upah minimum provinsi (UMP) sebesar 85%, penghapusan praktik outsourcing yang merugikan, serta peningkatan jaminan sosial bagi pekerja informal.
“Kami tidak lagi bisa bertahan dengan upah yang hanya cukup untuk makan sehari-hari. Inflasi pangan naik 7% tahun ini, sementara UMP hanya dinaikkan 3%. Ini bukan lagi soal hak buruh, tapi kelangsungan hidup jutaan keluarga,” ujar Iqbal di hadapan massa, disambut sorak-sorai. Aksi ini juga menyoroti dampak kebijakan ekonomi pemerintah pasca-pandemi, di mana sektor manufaktur dan jasa mengalami pemangkasan tenaga kerja akibat otomatisasi dan persaingan global.
Serupa dengan Jakarta, aksi di Bandung di Bundaran Hi Revolusi menarik 2.000 peserta, sementara di Surabaya, buruh pelabuhan bergabung dengan tuntutan khusus terkait upah lembur. Di wilayah timur, demonstrasi di Ternate dan Mimika berjalan damai meski cuaca buruk, dengan peserta menekankan isu ketenagakerjaan di sektor pertambangan. Polisi dan aparat keamanan dikerahkan secara masif untuk menjaga ketertiban, dan hingga siang hari, tidak ada laporan bentrokan signifikan.
Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan menyatakan siap berdialog dengan perwakilan buruh sore ini. Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, melalui pernyataan resminya, menjanjikan evaluasi kebijakan upah berdasarkan data BPS terbaru. “Kami paham aspirasi pekerja. Perekonomian nasional sedang tren positif dengan realisasi investasi mencapai Rp 1.200 triliun tahun ini, dan kami akan pastikan manfaatnya dirasakan oleh semua lapisan masyarakat,” katanya.
Aksi ini diprediksi berlanjut hingga malam hari, dengan kemungkinan eskalasi jika tuntutan tidak segera ditanggapi. Para pengamat ekonomi memperingatkan bahwa ketidakstabilan sektor buruh bisa memengaruhi pertumbuhan PDB nasional yang diproyeksikan 5,2% untuk 2025. Bagi masyarakat umum, demonstrasi ini menjadi pengingat akan ketimpangan yang masih membayangi kemajuan ekonomi Indonesia.






